Maksud dan Tujuan Periodisasi dalam Sejarah

Maksud dan tujuan periodisasi dalam sejarah adalah mengetahui waktu sejarah akan sangat berguna tidak hanya untuk penulis sejarah tetapi juga untuk pembaca/penggemar cerita sejarah khususnya bagi siswa yang mempelajari sejarah.

Cerita sejarah ditulis oleh sejarawan dengan menempatkan skenario peristiwa sejarah dalam pengaturan time series, akan sangat mudah dan menarik bagi para pembaca atau siswa untuk mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis.

Singkatnya Tujuan periodisasi:

1. lakukan penyederhanaan

2. Mempermudah klasifikasi dalam ilmu sejarah

3. agar lebih mudah dipahami

4. memudahkan persyaratan sistematis ilmu sejarah

5. mengetahui kronologis peristiwa sejarah

Periodisasi Sejarah Indonesia

Dalam sejarah Indonesia, periodisasi terbagi menjadi dua, yaitu era pra-aksara dan era sejarah.

Era Pra Aksara

Pra-Sejarah adalah era sebelum manusia mengenal tulisan. Sejarah dikaji berdasarkan sisa-sisa benda purbakala berupa artefak, fitur, ekofak, dan situs.

Artefak adalah semua benda yang secara jelas menunjukkan hasil penggarapan sebagian atau seluruhnya, yang merupakan alih fungsi sumber daya alam oleh tangan manusia. Fitur adalah artefak yang tidak dapat dipindahkan tanpa merusak tempatnya.

Ekofakta adalah objek dari unsur lingkungan abiotik atau biotik. Situs tersebut merupakan sebidang tanah yang berisi peninggalan purbakala.

Zaman Sejarah

Era sejarah merupakan era dimana manusia sudah tidak asing lagi dengan tulisan. Era sejarah ini terbagi menjadi 3 (tiga) diantaranya sebagai berikut:

Zaman kuno

Era yang berbicara dari kerajaan tertua hingga abad ke-14. Pada masa ini berkembang kebudayaan Indonesia yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha.

Zaman Indonesia Baru

Dimulai pada abad ke-15 yang membahas tentang perkembangan kebudayaan Islam hingga abad ke-18.

Zaman Indonesia Modern

Sejak masa pemerintahan Hindia Belanda (1800), gerakan kemerdekaan Indonesia telah merdeka sampai sekarang atau juga pada masa kontemporer. Ada beberapa elemen yang sering mempengaruhi penyusunan periode sejarah, salah satunya adalah elemen geografi, karena perubahan batas, perubahan aliran sungai, bangunan kuno yang direhabilitasi, bahkan perubahan flora dan fauna dapat mengaburkan jejak sejarah.

Konsep Periodisasi

Konsep teoritis periodisasi sejarah Indonesia ini dibahas dalam Seminar Sejarah Nasional I tahun 1957 dengan hasil sebagai berikut:

Konsep Periodisasi Prof. Dr. Soekanto

Menurut Dr. Soekanto, periodisasi harus didasarkan pada administrasi negara, artinya bersifat politis. Pembagian periode waktu (periodisasi) berdasarkan realitas sejauh mungkin harus tepat dan praktis. Menurut dia, periodisasi sejarah Indonesia diusulkan secara kronologis sebagai berikut:

  •     Sejarah awal (- 0)
  •     Periode Kutai-Tarumananegara (0-600)
  •     Periode Sriwijaya-Medang-Singosari (600-1300)
  •     Zaman Majapahit (1300-1500)
  •     Kekaisaran Islam (1500-1600)
  •     Periode Aceh, Mataram, Makassar (1600-1700)
  •     Periode pemerintahan asing (1700-1945)
  •     Periode Republik Indonesia (1945-sekarang)

Periode pemerintahan asing (1700-1945) terdiri dari :   

  •      Masa Kompeni (1800-1808)
  •      Masa Daendels (1808-1811)
  •      Periode Pemerintahan Inggris (1811-1816)
  •      Zaman Belanda – India (1816-1942)
  •      Zaman Nippon (1942-1945)
Konsep Periodisasi Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo

Menurut dia, dasar periodisasi adalah derajat integrasi yang dicapai Indonesia pada masa lalu. Menurutnya, faktor ekonomi tersebut sangat mempengaruhi perkembangan sosial, politik dan budaya di Indonesia.

Faktor ekonomi tersebut mempengaruhi kontak Indonesia dengan negara asing yang membawa pengaruh dari budaya asing, baik budaya Hindu dari India, budaya Islam dari Asia Barat, maupun budaya barat dari Eropa atau negara lain.

Sehingga dapat dibedakan dua periode besar, yaitu pengaruh Hindu dan pengaruh Islam. Istilah dari periode itu menggunakan nama kerajaan

karena sifat masyarakat pada waktu itu masih homogen dan juga berpusat pada raja (pusat keraton). Di bawah ini adalah periodisasi yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Sartono antara lain:

Prasejarah

Zaman kuno

        Era kerajaan tertua

        Periode Sriwijaya (dari abad VII-XIII atau XIV).

        Zaman Majapahit (dari abad XIV-XV).

Zaman baru

        Masa Aceh, Mataram, Makassar/Ternate/Tidore (sejak abad XVI).

        Periode perlawanan terhadap Imperialisme Barat (abad XIX).

        Periode pergerakan nasional (abad XX).

Masa Republik Indonesia (sejak 1945).

maksud dan tujuan periodisasi dalam sejarah
 

Jenis Periodisasi

Periodisasi memberikan bentuk dan gaya tersendiri pada materi sejarah yang tidak memiliki batas. Karakteristik inilah yang membuat perbedaan antara satu putaran dengan putaran lainnya. Ada beberapa faktor yang dijadikan kriteria dalam menyusun konsep periodisasi sejarah, antara lain:

Berdasarkan satuan waktu kronologis

Periodisasi berdasarkan waktu adalah cara termudah untuk membuat periodisasi. Periodisasi ini biasanya dibulatkan berdasarkan tahun atau abad, misalnya:

    a) 1529: Perang antara tentara Portugis dan tentara Spanyol di Indonesia.

1546: Filipina jatuh ke tangan Spanyol sedangkan Ambon dan Ternate jatuh ke tangan Portugis.

    b) Sejarah Prancis pada abad ke-9 SM

Namun, periodisasi dengan cara ini kurang efektif. Ini seperti memasang patok kilometer konstan di jalan. Stempel waktu tidak mengatakan apa pun tentang apa yang terjadi di dalamnya.

Periodisasi ini tidak memberikan pola/perbedaan peristiwa atau klasifikasi peristiwa yang dikandungnya. Yang membedakan hanyalah waktu itu sendiri.

Berdasarkan karakteristik yang dikandung oleh peristiwa

Periodisasi ini tidak menjadikan waktu sebagai pembatas utama dalam pengklasifikasian sejarah, tetapi mengambil ciri-ciri utama peristiwa untuk menjadi pembatas sejarah itu sendiri. Namun, setiap periodisasi tidak dapat dipisahkan dari waktu.

Setiap peristiwa terikat oleh waktu. Karena setiap peristiwa terjadi pada waktunya. Oleh karena itu, meskipun waktu bukanlah pembatas utama, periodisasi ini tetap terikat atau terhubung dengan waktu.

Contoh: Seperti yang dikemukakan oleh Prof. Moh. Yamin dalam bukunya 6000 Tahun Sang Saka Merah Putih (1957), periodisasi sejarah Indonesia dibagi menjadi enam bagian:

  •     Zaman Prasejarah hingga awal Era Umum
  •     Zaman Protohistoris atau awal sejarah Indonesia (awal abad ke-7 M)
  •     Periode Sriwijaya Syailendra (abad 7-12)
  •     Singosari zaman Majapahit (abad 13-16)
  •     Zaman Kompilasi Kemerdekaan Indonesia (abad 16-19)
  •     Abad Proklamasi Kemerdekaan (awal abad ke-20-pertengahan abad ke-20)

Berdasarkan cabang

Ilmu pengetahuan yang semakin luas dan kaya konten membutuhkan diferensiasi. Demikian pula, sejarah sebagai ilmu juga membedakan "ranting". Ini memudahkan kita untuk fokus pada bagian-bagian tertentu dari sejarah.

Hal ini memungkinkan dilakukannya sejarah bidang-bidang kegiatan manusia secara lebih mendalam dan menyeluruh sehingga lebih mudah untuk menguasai segala berbagai fakta masa lalu secara mendetail. Cabang-cabang ilmu sejarah adalah sebagai berikut:

  •     Sejarah ekonomi
  •     Sejarah politik
  •     Sejarah perang
  •     sejarah konstitusi
  •     Sejarah sosial, dll.

Semua cabang ini akan berkumpul dalam sejarah sebagai ilmu pengetahuan. Pada posisi tertinggi semua cabang akan bersatu dalam sejarah manusia.

Periodisasi antara satu negara dengan negara lain tentu tidak sama. Sementara itu, periodisasi sejarah dunia disusun secara objektif dengan memperhatikan persyaratan ilmiah universal.

Hal-hal yang Mempengaruhi Periodisasi

Periodisasi sejarah sebagai dasar penyusunan cerita sejarah sangat dipengaruhi oleh sejarawan itu sendiri. Batas-batas kurungan berbeda dari satu sejarawan ke sejarawan lainnya. Periodisasi sejarah adalah pendapat sejarawan berdasarkan interpretasi pengamatan mereka.

Oleh karena itu, periodisasi bersifat subjektif dan seringkali menimbulkan perbedaan pendapat/pandangan antara sejarawan yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini disebabkan oleh pokok bahasan, perbedaan cara penilaian dan cara berpikir sejarawan itu sendiri.

Oleh karena itu, periodisasi erat kaitannya dengan agama, filsafat, kepercayaan, keyakinan, dan pandangan hidup. Selain itu, perbedaan sikap, budaya, dan politik pada zamannya juga dapat mempengaruhi cara berpikir para sejarawan.

Serta perbedaan pendapat mengenai permulaan masa Hindia Belanda. Ada yang mengatakan bahwa setelah seluruh wilayah Indonesia dikuasai oleh Belanda.

Ada juga yang mengatakan bahwa hal itu dimulai sejak Belanda mulai menanamkan kekuasaannya di Indonesia, atau bahkan sejak lahirnya nama Hindia Belanda itu sendiri.

Garis waktu adalah cerminan dari pandangan hidup komposer. Kepribadian komposer muncul di dalamnya. M. Ali (2006:55) menyimpulkan “urutan waktu sebenarnya merupakan rangkaian (intisari) menurut keyakinan seorang penulis, sehingga sejauh mana pengetahuan seseorang tentang sejarah dapat dilihat dari urutan waktu yang dibuat olehnya”.

Oleh karena itu, dangkal, dalam, luas atau sempitnya pengetahuan penyusun dapat dilihat dari proses waktu yang dibuatnya.


0 Komentar untuk "Maksud dan Tujuan Periodisasi dalam Sejarah"

Back To Top